Kamis, 20 Mei 2010

Mazhab Neo-Klasik

Pengaruh yang sangat besar dari hasil pemikiran-pemikiran Adam Smith, Ricardo, Malthus, J.S. Mill, dll, yang terus dikembangkan oleh tokoh-tokoh pemikir ekonomi generasi selanjutnya, dan masa-masa akhir abad ke-19 adalah munculnya pemikiran-pemikiran baru. Adapun dasar pemikiran mereka berlandaskan pemikiran ekonomi mazhab klasik, terus berkembangan dengan munculnya suatu aliran baru yang dinamakan mazhab Neo-klasik I dan II.
Semua pemikiran aliran Neo-Klasik dari berbagai negara yang berbeda itu berpangkal tolak pada pendapat mengenai manfaat marginal suatu barang yang ditentukan oleh penilaian subyektif dari pihak peminta/pembeli.
Menurut para ahli ekonomi Neo-Klasik, bahwa ekonomi masyarakat yang sudah majemuk itu ditandai oleh berlangsungnya proses tukar-menukar didalam setiap transaksi jual-beli dipasar. Adapun yang menjadi pokok permasalahannya ialah soal permintaan dan penawaran terhadap pembentukan harga. Proses tukar-menukar lewat transaksi pasar yang mencakup bahan mentah, tenaga kerja, barang modal, dan dana modal. Neo-Klasik juga sering disebut aliran manfaat marginal.
Adapun beberapa tokoh pemikir ekonomi yang termasuk Neo-Klasik akan diuraikan berikut ini.

1. Herman Heinrich Gossen.
Gossen adalah pemikir ekonomi sebelum lahirnya. Ia terkenal dengan dua hukum Gossennya. Hukum Gossen pertama, “Jika pemuasan oleh satu jenis barang dilakukan secara terus menerus, maka daya pemuasannya semakin berkurang sampai akhirnya tercapai titik optimal”. Hukum ini didasarkan dari hasil pengamatan empiris yang berkenaan dengan manfaat marginal suatu barang yang cenderung semakin berkurang dengan semakin bertambahnya umlah barang.
Bunyi hukum Gossen kedua, “Seserang selalu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup yang beraneka ragam sehingga setiap kebutuhan yang dipenuhi mencapai intensitas yang sama”. Hukum ini didasarkan atas pendapat bahwa disatu pihak kebutuhan dan selera manusia aksn barang atau jasa yang mencakup jumlah yang begitu banyaknya dan berbagai macam sifat dan jenisnya tidak terbatas.

2. Carl Menger, Friedrich von Wieser, dan Eugen von Bohm Bawerk.
Carl Menger (1840-1921) seorang guru besar ilmu ekonomi di Universitas Vienna pada thun 1873 hingga tahun 1903. Ia juga dikenal sebgai ahli ekonomi Austria yang mendirikan aliran ekonomi yg dikenal sbgai mazhab Austria. Berbeda dengan aliran jerman yang lebih menekankan metode historis, Carl Menger lebih memperhatikan spekulasi teoretis dan pendekatan empiris didalam ilmu ekonomi. Adapun hasil pemikirannya yang terpenting ialah Grunsatze der Volkwirtschaftslehre (Prinsip-prinsip ekonomi) pada tahun 1871.
Menger telah mengembangkan konsep marginal utility yakni hubungan antara manfaat barang dengan kepuasan subjektif konsumen yang menurut Menger menentukan harga dan permintaan.
Pada tahun 1930 kedudukan Menger di Universitas Vienna oleh Friedrich Von Wieser (1851-1920). Wieser dipandang sangat berjasa dalam mengembangkan teori utilitas marjinal Menger, dengan menambahkan formulasi biaya-biaya oportunitas (opportunity costs).
Kedudukan Wieser kemudian digantikan pula oleh Eugen von Bohm-Bawerk (1851-1914). Adapun karya besarnya ialah Kapital and Kapitazins (1884) dan Die Positive Theorie des Kapitals (1889). Bawerk telah menyusun teori komprehensif mengenai proses ekonomi yang berlandaskan konsep manfaat marginal dan berkisar pada teori nilai dan harga serta distribusi pendapatan di antara faktor-faktor produksi. Buku-buku Bawerk mencakup tentang teori peranan modal dan bunga, tentang nilai dan harga, dan tentang distribusi pendapatan.
Teori-teori yang dikembangkan oleh ketiga tokoh utama aliran Austria diatas kemudian diikuti dan dikembangkan lebih lanjut oleh tokoh-tokoh lain seperti Knut Wicksell, Ludwig Edler von Mises, F.A. Hayek dan J.R. Hicks.

3. Leon Walras dan Vilfredo Pareto
Leon Walras berkembangan Perancis. Walras dapat dianggap sebagai pendiri aliran atau mazhab Lausanne (Lausanne School of Economics). Sewaktu sekolah Lausanne didirikan tahun 1870, ia memegang jabatan ketua jurusan ekonomi selama 22tahun. Ia dikenal sebagai perintis dan yang mengembangkan suatu pola pikiran ekonomi dengan ciri khas tersendiri. Karyanya Elements of Pure Economics (1878) yang menjelaskan teori keseimbangan umum dengan pendekatan matematis. Karenanya didunia ilmu ekonomi ia dianggap sebagai pendiri dan pengembang bidang ilmu ekonomi matematika.
Mengenai ekonomi murni Walras berpandangan bahwa pada hakikatnya yang menyangkut teori pembentukan harga didasarkan pada hipotesis adanya persaingan bebas secara sempurna.
Sewaktu Walras meninggal, kedudukannya di Universitas Lausenne digantikan oleh Vilfredo Pareto. Adapun sumbangan pemikirannya dalam ilmu ekonomi yang dinilai paling penting berkisar kepada tiga hal. Pertama, pengertian mengenai indiferensi pada pihak konsumen dan konsep kurva indiferen (indifference curves) dalam penyusunan suatu teori equilibrium. Kedua, pendapatan mengenai penggunaan sumber-sumber daya produksi secara optimal dalam sistem ekonomi, mula-mula disebut sebagai Pareto Optimality dan kemudian lebih dikenal sebagai Pareto Efficiency. Ketiga, pendapatnya yang terungkapkan sebagai Hukum Pareto (pareto’s Law) yang menyangkut masalah distribusi pendapatan.

4. Alfred Marshall dan Arthur Cecil Pigou
Marshall dianggap sebagai pelopor aliran atau mazhab Cambridge di Inggris. Bukunya yang terkenal ialah Principles of Economics (1891 dan direvisi pada tahun 1898). Marshal dianggap sangat berjasa dalam memperbaharui asas dan pos-tulat pandangan-pandangan ekonomi yang dikemukakan pakar klasik dan pakar neo-klasik sebelumnya. Menurut kaum klasik, harga barang ditentukan oleh besarnya pengorbanan untuk menghasilkan barang tersebut. Dengan demikian, bagi kaum klasik yang menentukan harga adalah sisi penawaran. Pendapat klasik tersebut ditentang oleh tokoh-tokoh neo-klasik lain seperti Jevons, Menger, dan Walras. Mereka sepakat bahwa yang menentukan harga adalah kondisi permintaan.
Marshall juga terkenal dengan sintesisnya yang berupa perpaduan antara nilai subyektif pada manfaat marginal dengan obyek yang melekat pada pengertian biaya marginal. Nilai dan harga barang dipasar dipengaruhi baik oleh konsumen (demand) maupun produsen (supply). Sedangkan penawaran barang dipengaruhi oleh biaya riil (real cost) dalam produksi. Biaya riil menurut Marshall sebagai pengorbanan dari pihak tenaga kerja, sama halnya pengorbanan pemilik modal yang menyediakan jasa dana modalnya.
Banyak yang mengakui bahwa teknik analisis marjinal Marshal jauh lebih unggul dibanding teknik-teknik analisis yang dilakukan pakar-pakar sebelumnya. Sejak itu konsep marjinal, yang boleh dikatakan sebagai revolusi dalam ilmu ekonomi, makin banyak digunakan dalam analisis ekonomi.
Pada thun1908 kedudukan Marsall sebagai ketua jurusan Ekonomi Politik digantikan oleh muridnya Arthur Cecil Pigou (1877-1959). Kedudukan itu pigou jabat hingga ia pensiun tahun 1944. Pigou adalah orang pertama yang mengemukakan konsep real balance effect, yang kemudian lebih dikenal dengan dampak Pigou (Pigou Effect). Dampak Pigou adalah suatu stimulasi kesempatan kerja yang disebabkan oleh meningkatnya nilai ril dari kekayaan likuid sebagai konsekuensi dari turunnya harga-harga. Sewaktu nilai kekayaan ril naik maka konsumsi akan naik, yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan dan terbukanya kesempatan kerja baru. Pandangan ini merupakan dasar mengapa kaum klasik dan neo-klasik percaya bahwa keseimbangan kesempatan kerja penuh (full-employment equilibrium) dapat dicapai sebagai hasil penurunan dalam tingkat upah.

5. Persaingan Monopolistis dan Pasar Tidak Sempurna.
Sebelum memasuki abad ke-XX pada umumnya tokoh-tokoh klasik maupun neo-klasik generasi pertama tidak pernah mempersoalkan apakah pasar dalam kenyataan kehidupan sehari-hari betul-betul mencerminkan pasar persaingan sempurna atau tidak.
Setelah abad ke-XX Piero Sraffa mengamati bahwa dalam kenyataan asumsi pasar persaingan sempurna yang dianut tokoh-tokoh klasik maupun tokoh-tokoh neo-klasik tidak dapat diterima begitu saja. Saat ini perusahan-perusahaan besar sudah banyak. Setiap perusahaanpun mengetahui bahwa kalau seandainya mereka mengubah keputusan output atau penawaran, harga-harga dapat berubah. Hal ini diungkapkan Sraffa dalam artikelnya : the Laws of Return under Competitive Condition (1926).
Edward Hasting Chamberlin, memusatkan perhatiannya pada pasar monopilistik dalam bukunya: The Theory of Monopolistic Competition tahun 1933. Chamberlin menyebutkan bahwa banyak asumsi yang digunakan dalam model pasar persaingan sempurna terutama untuk semua produk homogen.
Dalam persaingan monopolistik, suatu perusahaan dapat menaikkan harga relatif terhadap harga perusahan-perusahaan tanpa kehilangan penjualan.
Analisis yang agak mirip dengan pandangan Chamberlin di atas dilakukan oleh Joan Robinson. Perbedaan kalau Chamberlin lebih tertuju pada pasar persaingan monopolistik, ia lebih terfokus pada pembahasan pasar persaingan tidak sempurna yang tiap perusahaan memegang posisi monopoli. Posisi ini didapatkan dari barang-barang yang dibeli berdasarkan preferensi konsumen walaupun ada barang substitusi dekat yang dihasilkan perusahan-perusahan lain.

6. Games Theory dan Informasi Asimetris.

Konsep GT yang dikembangkan John Nash bekerja atas asumsi informasi yang simetris. Artinya, tiap pemain memiliki informasi yang sama.

John Harsanyi (1967) mengembangkan GT yang beroperasi dalam situasi informasi bersifat asimetris yang berarti para pemain tidak memiliki informasi yang sama terhadap suatu hal.

Reinhard Selten mengembangkan untuk situasi yang lebih dinamis.
Menurutnya, perubahan tindakan seorang pemain tidak hanya ditentukan oleh kenyataan apakah ada peluang untuk memperbaiki posisinya atau tidak.

William S. Vickrey dan James A. Mirrlees menyusun agenda bagaimana memenuhi tanggung jawab sosial pada abad ke XXI melalui insentif dan kebijaksanaan pajak global.

Konsep asimetris dikembangkan lebih lanjut oleh george Ackerlof, Joseph Stiglitz, dan Michael Spence yang akhirnya mendapatkan penghargaan nobel tahun 2001 karena telah membawa pondasi bagi teori umum tentang pasar dengan infomasi yang asimetris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar